RADAR dePlantation.com, Volume 2: Nomor 01 – Januari 2021

Teh merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang berkontribusi pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yaitu sebagai penghasil devisa ekspor sebesar 108,5 juta USD, sumber pendapatan petani, peng­hasil bahan baku industri, penyerapan lapangan kerja bagi lebih dari 180 ribu pekerja, pengembangan agroindustri wilayah, dan pelestarian lingkungan berupa konservasi tanah, air, biodiversitas, dan potensi wisata pegunungan. Teh di Indonesia terbagi menjadi tiga pelaku, yaitu Perkebunan Besar Negara/PBN atau PTPN, Perkebunan Besar Swasta/PBS, dan Perkebunan Rakyat (PR), dimana kondisi kinerja selama lima tahun terakhir terus mengalami penurunan kinerja, sedangkan pertumbuhan kinerja teh dunia cenderung positif walaupun situasi pasar teh tetap masih dibayangi dengan over supply. Tulisan ini disusun untuk memberikan gambaran proyeksi kinerja komoditas teh pada jangka pendek dan menengah dan strategi yang dapat ambil untuk tetap mempertahankan daya saing di tengah dinamika komoditas teh. Berdasarkan hasil modeling, kinerja on farm dan off farm teh dunia selama 2020-2025 diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, begitu halnya dengan kinerja perdagangan yang relatif stabil dengan tingkat konsumsi teh dunia yang terus meningkat dan penerimaan teh dapat mencapai 79,11 miliar USD di s.d. tahun 2025. Kinerja on farm komoditas teh Indonesia selama 2020-2025 diperkirakan akan cenderung stagnan bahkan menurun apabila tidak segera dilakukan penguatan dan peningkatan produktivitas kebun. Kinerja off farm komoditas teh Indonesia selama 2020-2025 diperkirakan masih cukup dinamis, terutama pada produksi teh hitam orthodox yang mengalami pertumbuhan. Kinerja perdagangan komoditas teh Indonesia terutama ekspor selama 2020-2025 diperkirakan terus menurun apabila tidak segera dilakukan penguatan kebijakan ekspor, sebaliknya impor terus tumbuh terutama dari Vietnam. Namun konsumsi dan harga di tingkat konsumen akan terus mengalami peningkatan, walaupun ketimpangan harga masih terbuka lebar. Berbagai kebijakan dan strategi produksi dan perdagangan yang sensitif terhadap kondisi pandemi Covid-19 pada jangka pendek dan menengah perlu dilakukan mulai dari peningkatan produksi kebun dan kapasitas pabrik, perbaikan mutu dan pengolahan, optimalisasi aset sumber daya, pemanfaatan AI dan IoT, perbaikan distribusi, penguatan akses pasar, penguatan dan perbaikan sistem logistik dan rantai nilai, hingga pendampingan perdagangan seperti tarrif dan non tarrif barrier.

Artikel SebelumnyaAnalisis Kinerja dan Prospek Komoditas Kina
Artikel SelanjutnyaKaleidoskop 2020: Kinerja Perkebunan Nasional

1 KOMENTAR

  1. perkebunan teh rakyat harus di kuatkan karena dapat memberi kontribusi positif terhadap pendapatan masyarakat, bagian dari umkm yang mampu menyerap tenaga kerja…harus jadi perhatian semua pihak..trims

TINGGALKAN KOMENTAR

Mohon masukkan komentar Anda
Mohon masukkan nama Anda