Pangsa ekspor teh Indonesia telah mengalami penurunan yang cukup drastis dari penguasaan pangsa pasar dunia sebesar 8% pada tahun 2005 menjadi hanya 3% pada tahun 2019. Teh Indonesia telah kehilangan pangsa pasar lebih dari setengahnya antara lain akibat faktor kualitas produk teh Indonesia yang belum sesuai dengan harapan para pembelinya. Dari seluruh atribut harapan pembeli, nilai teh hitam orthodox Indonesia selalu lebih rendah dibandingkan dengan teh Sri Lanka, kecuali untuk atribut kemasan dan pelayanan penyelesaian klaim yang sudah sepadan. Beberapa aspek teknis pengolahan yang perlu disempurnakan dalam rangka meningkatkan kepuasan pembeli teh Indonesia berturut turut mulai dari prioritas pertama adalah : (1) peningkatan mutu pucuk teh; (2) penyempurnaan proses penggilingan; (3) penyempurnaan proses penggulungan; (4) penyempurnaan proses pelayuan; (5) penyempurnaan proses sortasi basah, sortasi kering dan kegiatan pemasaran; (6) penyempurnaan proses oksidasi enzimatik; (7) penyempurnaan proses pengeringan dan pengemasan; dan (8) penyempurnaan proses penyimpanan