Masalah defisit air pada lahan pertanian di Jawa Timur dapat mengancam produksi tebu nasional. Berbagai teknik konservasi air dilakukan untuk mengurangi penggunaan air dengan tetap mempertahankan produksi yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penghematan air nyata dari berbagai metode irigasi dan pengelolaan tanaman yang biasa dilakukan petani untuk mengatasi kekeringan air serta meningkatkan produksi tanaman di Kabupaten Malang. Perangkat lunak pemodelan AquaCrop dan REWAS digunakan untuk menyimulasikan produksi tebu dalam berbagai kondisi dan menghitung penghematan air dari setiap skenario. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan usaha tani yang baik dalam metode pengairan mampu meningkatkan hasil panen. Tanpa praktik pengelolaan yang baik, pertanian tebu berbasis irigasi tidak menunjukkan produktivitas air yang lebih tinggi daripada pertanian tadah hujan. Dengan mengubah metode irigasi dari irigasi permukaan menjadi irigasi tetes, hanya mampu mencapai penghematan air secara nyata hingga 8% dibandingkan dengan penghematan air yang dihitung secara konvensional yaitu 30%. Hasil di atas tidak dimaksudkan untuk mengkritisi penerapan irigasi tetes dan manajemen pertanian yang baik, melainkan untuk menekankan pentingnya perhitungan yang tepat pada penghematan air nyata utamanya pada skala luas dalam kaitannya dengan kelangkaan air. Studi selanjutnya diperlukan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih baik tentang penghematan air nyata dalam tebu melalui percobaan lapangan.