Kopi saat ini sudah menjadi kebutuhan dan trend yang dibangun secara berkesinambungan. Bahkan, gaya hidup minum kopi juga turut dipopulerkan banyak generasi muda dan para eksekutif muda. Jika melihat ritme kehidupan dengan rutinitas seseorang yang silih berganti, kopi selalu menjadi rutinitas sehari-hari.
Dalam secangkir kopi yang kita seduh, ribuan biji kopi melewati proses panjang yang melibatkan banyak tahapan, salah satunya adalah proses fermentasi, yang saat ini gencar diperbincangkan. Fermentasi bukan hanya sekedar pengolahan kopi, namun ada metabolisme mikroba yang berperan untuk menciptakan rasa kopi itu sendiri.
Guna memberikan edukasi seputar fermentasi kopi, Manual Brew Community berkolaborasi bersama Universitas Kristen Maranatha menggelar public seminar bertajuk “Fermentation in Coffee” dan Fermentation Training Camp Bandung. Kegiatan yang digelar di Bandung pada 12 Juni 2023 silam, menghadirkan lima pembicara, yakni Lucia Solis (Coffee Fermentation and Processing Consultant), Intan Taufik (Lecturer & Research at Bandung Technology Institute), Dandy D (Ijen Lestari), Abyatar (Adena Coffee & Klasik Beans Cooperative), dan Raymond Ali (Curators Coffee Company).
Rangkaian kegiatan yang berfokus memberikan knowledge mengenai fermentasi kopi dengan mempertemukan para pecinta kopi ini dimulai dengan pembukaan dari moderator. Selanjutnya, pemaparan materi oleh Lucia terkait fundamental dari fermentasi kopi. Selain itu, juga terdapat sharing session dengan empat pembicara lainnya.
Lucia menjadi salah satu pembicara yang sering melakukan fermentasi. Beliau menjelaskan bahwa dalam fermentasi kopi terdapat keterlibatan mikroorganisme. Dari proses fermentasi akan terbentuk senyawa cikal bakal dari rasa kopi yang dikonsumsi.
“Prosesnya harus selalu terkontrol dan diharapkan untuk selalu tercatat, seperti yang umumnya lazim dilakukan oleh semua food industry, supaya bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dan kesalahan apa yang harus diperbaiki. Proses sanitasi pun harus konsisten, agar produsen bisa berkembang, tidak hanya mengikuti trend,” tuturnya.
Sebagai salah satu partisipan yang turut hadir di kegiatan ini, Haryo Tejo Prakoso yang mewakili PT. RPN turut menyampaikan bahwa saat ini, PT. RPN sudah memiliki hasil penelitian yang dapat digunakan para petani kopi berupa starter fermentation kopi yakni Ciragi. Menurut Haryo, kegiatan ini menjadi momentum yang tepat untuk membuat Ciragi dikenal oleh banyak orang. Tidak hanya mampu meningkatkan kualitas kopi, Ciragi juga dapat digunakan untuk meningkatkan mutu dan konsistensi cita rasa kopi nasional.
Dari kegiatan ini, konsep fermentasi kopi yang sebenarnya sudah ada sejak lama menjadi menarik dengan penyampaian Lucia yang dikemas dalam bahasa populer. Manfaat ini turut dirasakan oleh Haryo sebagai salah satu partisipan yang hadir.
“Konsep fermentasi kopi ini sudah ada sejak lama di kalangan saintis, tapi menjadi menarik untuk dibahas kembali di kegiatan ini karena berhasil dikemas dan disampaikan dengan bahasa populer,” ujarnya.
Fermentasi kopi yang sering diabaikan, kini diakui karena perannya yang signifikan dalam pengamanan cita rasa. Metode fermentasi yang semakin berkembang menunjukkan potensi besar untuk metode pengolahan yang inovatif.