Untuk mewujudkan visi menjadi klaster Research dan Learning Institute yang mampu mendukung pengembangan bisnis perusahaan, kebijakan nasional, serta menjadi excellence learning partner dan agen perubahan di industri perkebunan dan kehutanan, maka Holding Perkebunan Nusantara PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) bersama Perum Perhutani yang tergabung dalam Indonesia Plantation and Forestry Institute (IPFI) menyelenggarakan Webinar Outlook Triwulan Komoditas Perkebunan dan Kehutanan 2021 secara daring melalui Zoom Meeting pada Kamis (16/9).
Webinar diikuti oleh kurang lebih 300 peserta yang terdiri dari Pemerintah dalam hal ini Dirjen Perkebunan dan KLHK, KBUMN, Direksi dan jajaran PTPN Grup (PTPN I-XIV), Perhutani, Inhutani I-V, PeFi dan klaster BUMN lainnya.
Acara webinar ini dikemas dalam 3 sesi pemaparan komoditas unggulan PTPN berupa tanaman tahunan yaitu kelapa sawit dan karet; beverages yaitu teh, gula/tebu, kopi, kakao, dan terakhir ditutup dengan paparan mengenai komoditas Perhutani berupa kayu, gondorukem, terpentin, dan wisata alam.
Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara, Mahmudi, dalam membuka webinar mengharapkan kegiatan outlook komoditas perkebunan dan kehutanan dapat menjadi pondasi untuk PTPN Grup dan Perhutani mengambil posisi dalam meningkatkan daya saing di masing-masing komoditas. Outlook Triwulan Komoditas 2021 ini juga diharapkan mampu memberi gambaran bagi IPFI untuk dapat mengambil peran dengan melihat momentum dan kondisi eksisting berbagai komoditas, sebagai contoh bagaimana memanfaatkan harga komoditas kelapa sawit yang saat ini merupakan harga terbaik sepanjang 10 tahun terakhir, juga memanfaatkan momen terlaksananya Swasembada gula konsumsi di tahun 2024.
“kita semua berharap juga bahwa Webinar Outlook Triwulan komoditas perkebunan dan kehutanan 2021 ini menjadi penguat bagi berjalannya IPFI kedepan, dengan melihat kondisi pasar saat ini karena saya menilai PTPN dan Perhutani memiliki peluang untuk meningkatkan kapasitas bisnisnya di masing-masing komoditas dengan menerapkan positioning dan pricing strategy yang tepat” tambah Mahmudi.
Dalam kesempatan yang sama, keynote speech disampaikan oleh Sitta Rosdaniah, Koordinator Analisis Ekonomi dan Sektor Industri Kementerian BUMN, memaparkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan daya saing nasional yang rangkingnya secara global masih berada pada urutan diatas 50 untuk berbagai kategori, oleh karena itu Presiden RI telah mencanangkan visi Indonesia Maju untuk menjawab tantangan tersebut. KBUMN telah menindaklanjuti hal tersebut melalui penetapan Prioritas KBUMN yang bertujuan meningkatkan daya saing nasional melalui BUMN.
“Kemampuan Learning, Research dan Innovation (LRI) menjadi kunci utama dalam mewujudkan prioritas KBUMN, namun kapabilitas LRI BUMN masih sangat bervariasi, secara umum belum ideal, dan belum bersinergi dengan baik oleh karena itu BUMN membuat sebuah wadah yang dapat mendorong antonomous dan collaborative LRI untuk menciptakan, mensinergikan dan melipatgandakan keunggulan dalam BUMN yang dikemas dengan BUMN Center of Excellence. Perusahaan-perusahaan BUMN disusun berdasarkan value chain dari core business BUMN dan terbentuk 12 klaster Center of Excellence, webinar outlook komoditas ini dinilai menjadi awal kerjasama antara klaster perkebunan dan kehutanan dengan klaster lainnya” jelas Sitta.
Pemaparan Outlook Triwulan Komoditas perkebunan dilakukan oleh para Peneliti Sosial dan Ekonomi PT Riset Perkebunan Nusantara yang merupakan anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan komoditas kehutanan dijabarkan secara rinci oleh Plt. Kepala PeFi Perum Perhutani, dengan memaparkan luas areal, produksi, konsumsi, ekspor, impor, harga, isu terkini, forecast terkait supply and demand, hingga usulan kebijakan kepada pemerintah terkait masing-masing komoditas.
“Dari pemaparan pemateri sangat tergambar jelas prospek masing-masing komoditas kedepannya tinggal bagaimana untuk meningkatkan nilai produk dari setiap komoditas diperlukan collaboration, connecting, dan contribute dari berbagai pihak baik akademisi, bisnis community, community, pemerintah, maupun media” ungkap Sitta Rosdaniah menanggapi materi outlook yang disampaikan oleh para peneliti PTPN Grup dan Perhutani.
Menutup Webinar Outlook Triwulan komoditas perkebunan dan kehutanan 2021, Muhammad Denny Ermansyah selaku Direktur SDM, Umum dan IT Perum Perhutani mengatakan bahwa semua komoditas memiliki dinamika dan isu masing-masing pada semua rantai nilai mulai dari lahan hingga produk, baik dari aspek internal maupun eksternal. Oleh karena itu ini menjadi tantangan tersendiri bagi klaster perkebunan dan kehutanan untuk bisa melakukan improvisasi pengembangan bisnisnya dan diharapkan adanya kolaborasi antara Perum Perhutani dan PTPN Holding juga kerjasama dengan perusahaan BUMN lainnya.
Webinar Outlook Triwulan Komoditas 2021 dapat disaksikan kembali dalam Youtube channel Riset Perkebunan Nusantara melalui tautan https://youtu.be/Jwmc5Azv09Q.
(SIS)